Penpro adalah Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional Indonesia yang berdiri pada 22 Desember 2016.
Ketika penulis dan editor belum memiliki wadah resmi sebagai asosiasi, gagasan itu pun lahir. Ia diawali dari Institut Penulis Indonesia (PT Inkubator Penulis Indonesia) dan grup percakapan Whatsapp bernama Rumah Penulis Indonesia (Rumpi) yang beranggotakan lebih dari 100 penulis/editor dari berbagai latar belakang. Dari situ direncanakan pembentukan wadah organisasi profesi guna menampung aspirasi para penulis dan editor.
Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia (Penpro) lalu dideklarasikan pada 22 Desember 2016. Deklarasi yang digelar di Gedung A, Lantai 2, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, dihadiri tokoh nasional, yakni Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah, dan Awaluddin Tjalla (Kapuskurbuk), dan Supriyatno (Kabid Perbukuan Puskurbuk). Selain itu, deklarasi dihadiri oleh tokoh perbukuan dan literasi, yaitu Setia Dharma Madjid, Upriyadi (Kapus Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, PNRI), Nataresmi (Komite Buku Nasional), dan Sandri Justiana (AntiCorruption Learning Center, KPK). Para penulis/editor yang turut hadir berasal dari 12 provinsi dan 18 kabupaten/kota di Indonesia, di antaranya DKI Jakarta, Depok, Tangerang, Banten, Bandung, Cimahi, Jambi, Makassar, Magelang, dan Palembang.
Dalam rapat tertutup setelah deklarasi terpilihlah Bambang Trimansyah alias Bambang Trim sebagai Ketua Umum Penpro untuk masa jabatan empat tahun 2016-2020. Tahun 2020 pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Penpro baru dapat mengadakan Musyawarah Nasional II pada 12 Maret 2022 di Gedung Perpusnas RI. Bambang Trimansyah kembali terpilih secara aklamasi memimpin Penpro 2022–2027. Bersamaan dengan Munas II ditetapkan juga perubahan nama Penpro dengan menambahkan kata ‘editor’ menjadi Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional Indonesia. Karena berbagai hal yang melatari dinamika organisasi, Dewan Pengurus Pusat Penpro terbentuk pada 30 November 2024.