Sejarah Singkat

Pendirian Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia (Penpro) bermula dari gagasan Institut Penulis Indonesia dan grup percakapan Whatsapp bernama Rumah Penulis Indonesia (Rumpi) yang beranggotakan lebih dari 100 penulis dari berbagai latar belakang. Beberapa penulis kemudian bersepakat membentuk wadah organisasi profesi guna menampung aspirasi para penulis dan dapat digunakan sebagai wahana pengembangan dan pembinaan profesi untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Sebuah panitia kecil pun dibentuk untuk deklarasi. Lalu, tanggal 22 Desember 2016 dipilih sebagai waktu deklarasi.

Deklarasi yang digelar di Gedung A, Lantai 2, Kemendikbud RI, Jakarta tersebut dihadiri para tokoh nasional yang juga dikenal sebagai penulis dan pejabat pemerintah, di antaranya Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah, Setia Darma Madjid, Awaluddin Tjalla (Kapuskurbuk), Supriyatno (Kabid Perbukuan Puskurbuk), Upriyadi (Kapus Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, PNRI), Nataresmi (Komite Buku Nasional), dan Sandri Justiana (AntiCorruption Learning Center, KPK).

Tokoh penulis yang hadir di antaranya N. Syamsuddin Ch. Haesy, Eka Budianta, Aditya Gumai, M. Alfan Alfian, Bambang Trim, Bachtiar Adnan Kusuma, Adrinal Tanjung, Endik Koeswoyo, dan Rochmad Widodo.

Hadir sebagai deklator, yaitu N. Syamsuddin Haesy, Bambang Trim, Adrinal Tanjung, Bachtiar Adnan Kusuma, Dedi Alfiandri Alison, Aprial Hafsa, Lutfi Trisandi Rizky, Endik Koeswoyo, Rochmad Widodo, Sayuda Patria, Eli Syarifah, Aisyah Nurkholis, dan Sriyatin. Deklator kemudian melakukan rapat tertutup dan secara aklamasi memilih Bambang Trimansyah alias Bambang Trim menjadi Ketua Asosiasi Penpro untuk masa jabatan empat tahun 2016-2020.

Para penulis yang hadir berasal dari 12 provinsi dan 18 kabupaten/kota di Indonesia, di antaranya para penulis dari DKI Jakarta, Depok, Tangerang, Banten, Bandung, Cimahi, Jambi, Makassar, Magelang, dan Palembang.